UNTUK ANAKKU - Nebula Toraja

UNTUK ANAKKU

UNTUK ANAKKU

Anakku, 14 hari lagi aku akan datang di pulau mu. Aku akan datang untukmu. Kita akan bersama mengenang saat-saat pertama Tuhan menganugerahkanmu padaku. Waktu ketika pertama kali tangismu melengking membelah langit. Dan ketika itu aku pun tak ada di dekatmu. Merantau ke negeri jiran. Aku hanya mendengar suaramu dari jauh yang dibawa oleh gelombang. Tiga tahun telah berselang kau akan hadir di muka bumi. Dan aku tak sabar menunggu saat pertemuan kita lagi. 

Aku sudah membayangkan akan mengajakmu ke dermaga kapal-kapal kayu mungil yang selalu kau sebut namanya setiap kali aku ingin mendengar suaramu lewat telepon genggam. “Ayah yubi baru pulang lihat kapal. Yubi mau naik kapal”. Dan tahu kah kau bahwa mendengar suaramu saja sudah membuatku berkaca-kaca. Aku membayangkanmu sebagai seorang laki-laki kini.

Ya, aku akan mengajakmu ke dermaga, naik kapal kayu. Kita akan berlayar ke Luwuk mungkin juga ke pulau-pulau di Banggai sana. Kau akan melihat laut, ombak dan lumba-lumba yang lucu. Dan ketika malam tiba, aku akan mengajakmu ke geladak. Menghitung bintang di langit. Menandainya bahwa disana kita akan simpan cinta kita. Dan ketika kita saling merindukan. Kau tinggal menengadah ke langit hitam. Menatapnya. Mencarinya diantara bintang-bintang itu.

Hidup masa kecilmu memang tak mudah anakku. Aku minta maaf atasnya. Tak bisa hadir selalu di sekitaranmu. Selalu berada ribuan mil darimu. Tapi aku minta kau percaya bahwa hatiku, diriku dan jiwaku selalu terbang melintasi langit berusaha datang di dekatmu setiap saat. Menemani kau, adekmu yang lucu dan ibumu, sang bidadari itu. Namun bukankah aku menginginkanmu hadir secara utuh ayah. Mungkin begitu permintaanmu.

Menginginkan aku membacakan dongeng tentang para kesatria yang tak pernah lelah mencari bintang biru. Mengajarkanmu menjadi lelaki yang kuat dan liat. Tapi anakku, ayahmu pun ini masih belajar untuk itu. Aku masih belum yakin mampu mengajarimu. Bahkan aku yang ingin belajar darimu. Belajar bagaimana kau berkawan dengan alam, dengan tanah berpasir, angin laut yang asin dan gemuruh ombak setiap waktu.

Aku ingin belajar darimu bagaimana menghadapi itu semua. Disaat kanak-kanak sebayamu, pada setiap akhir pekan bersama ayah ibu mereka, pergi berpesiar ke tempat yang ramai dengan kuda-kudaan dan ayunan. Bermain seluncuran lalu singgah membeli robot-robotan. Tertawa riang sambil mengunyah donat dan es krim. Kemewahan yang begitu jauh bagimu. 

Sungguh aku akan belajar darimu putraku. Kaulah yang mngajarkan aku tetap kuat bertahan di tanah sunyi ini. Aku berjanji akan membalas dengan cinta yang aku punya segala hari-hari yang telah lewat dan aku tak ada disampingmu saat itu. Tunggulah aku di pulau mu. Tak banyak yang ku bawa cuma rindu yang kini membuat setiap malamku sesak hingga pertemuan itu tiba.BY:https://www.facebook.com/note.php?note_id=391506764140
Please write your comments