cerpen untuk FLP: MAAFKAN AKU SAHABAT - Nebula Toraja

cerpen untuk FLP: MAAFKAN AKU SAHABAT

cerpen untuk FLP: MAAFKAN AKU SAHABAT

Sinar matahari yang menyegat kulitku seakan-akan menyambutku dengan ucapan selamat datang ke kampusku tercinta yaitu kampus Universitas Hasanuddin setelah kurang lebih 2 bulan tak menginjakkan kakiku di dunia perkuliahan karena libur semester. Inilah rutinitasku sebagai seorang mahasiswa yang berjalan kaki dari rumah ke kampus yang jaraknya kurang lebih 800 meter. Yah, hari hari melelahkan sebagai seorang mahasiswa yang harus berpeluh untuk menyongsong masa depan yang cerah.
Yah, aku adalah mahasiswa perantauan yang memilih kota Makassar,kota daeng, sebagai tempat untuk  merantau untuk menuntut ilmu di daerah asal pahlawan Sultan Hasanuddin.
Aku seorang mahasiswa dari kampung , kuno dan gaptek tapi berlagak seperti orang di kota kota besar. Aku akui bahwa aku kelihatannya orang tertutup tapi sebenarnya aku rindu untuk merasakan dunia pertemanan yang sesungguhnya.Kata orang aku adalah orang yang bijaksana, sabar dan sopan padahal coba kalau mereka menegok aku ke kampung, pasti sifatku sangat berbeda dengan di Makassar.Di kampong,sifat kekanak-kanakan, suka kelayapan, jarang mandi dan yang yang paling memalukan adalah diumur 20 tahun ini aku masih sering dikejar ibuku dengan lidi akibat keusilanku kepada semua adikku. Tapi bagiku sifat seperti ini seharusnya dimaklumi ,kan masih ababil( abg yang masih labil)Haaaaa……. mahasiswa tipe ini seharusnya ke laut aja!!!!

            Saat menuju ke kampus, tiba tiba seorang memanggil namaku, aku pun menoleh ke belakang dan woow!! rupanya yang memanggilku adalah Seno, sahabatku yang paling baik di kampusku dan juga yang paling  setia( maksudnya setia untuk dimintai traktir..hahahaha). Seno adalah orang yang sederhana , rendah hati dan orang yang paling aneh yang pernah aku temui. Bayangkan saja dia bela belain berjalan kaki ke kampus setiap hari yang jaraknya 1,5 km  padahal dia punya kendaraan bermotor di rumahnya. Katanya , dia hobinya memang suka berjalan kaki karena katanya dengan berjalan kaki ,dia mendapat banyak ide untuk menulis puisi dan cerpen, Memang sich, Seno memang suka menulis puisi dan cerpen dan karyanya saja beberapa kali pernah dimuat di salah satu majalah remaja yang terkenal di Indonesia Yang paling gila,katanya dia pernah berjalan kaki dari kampus ke mall Mto (yang jaraknya luar biasa jauhnya) hanya untuk mencari ide kepenulisannya.katanya mencari ide sich tapi bagiku ini ini adalah ide yang paling gila yang pernah kudengar.Yang membuat aku heran, sejak 2 tahun yang lalu sejak dia diberi motor oleh pamannya, aku melihat motor  itu sudah ada di kostnya tapi aku tak pernah melihatnya memakai kendaraan itu  padahal di kostnya dia hanya tinggal sendirian.lantas yang pakai motor itu siapa dong!
Cek per cek rupanya dia tak tahu naik motos. Waduh, parah nih diumur 21 ini ada yang tak tahu motor.Seno adalah orang yang paling aneh yang pernah aku temui, tapi hal inilah yang mewarnai persahabatan kami.
Setelah perkuliahan berjalan 2 bulan, aku melihat di kantor fakultas terpampang pengumuman beasiswa.Di pengumumana itu terpampang bahwa hanya satu orang yang mewakili jurusannya. Akupun berembuk dengan Seno dan Seno pun merelakan kalau aku saja yang mengurusnya. Aku pun memasukkan berkas beasiswaku tapi beberapa kali ditolak dengan alasan kekurangan surat dari camat daerahlah , kesalahan surat pernyataanlah dan masih banyak hal yang kata pegawainya harus diperbaiki. Beberapa kali aku melengkapinya, tapi katanya tetap salah. Aku tak tahu apa maunya petugas itu  , mau mempersulit atau ada maksud lain. Entahlah, tapi lama lama aku pun malas mengurus berkas beasiswa itu. Saking emosinya, aku membuang berkasku ke tong sampah dekat ruangan itu.
Lama kelamaan, ada gelagat aneh yang aku lihat dari Seno.  Aku melihat dia beberapa kali keluar masuk kantor fakultas sambil memegang berkas merah yang kelihatannya seperti berkas permohonan beasiswa .Akupun terkejut, mengapa Seno tak katakana kepadaku bahwa dia mengurus beasiswa padahal jelas jelas kemarin dia sudah mengalah dan menyerahkan beasiswa itu kepadaku. “ Dasar penghianat” itulah kata kata yang terucap dari bibirku.Saat itu ,hubunganku dengannya mulai tak baik.Telepon dan Sms darinya tak pernah kuangkat.
Hal aneh yang kedua yang aku temui dari Seno adalah dia mulai mendekati wanita yang bernama Maya yang pernah aku ceritakan ke Seno bahwa aku menyukainya. Tingkah laku Seno sudah mulai kelewatan. Dia sudah mulai berkhianat kepada temannya sendiri layaknya musuh dalam selimut.
Suatu ketika ,ketika aku menemani ibuku berbelanja ke pasar tradisional yang cukup terkenal di Makassar. Dengan kondisi jalanan yang becek dan dipenuhi lalu lalang orang yang berbelanja, aku menangkap sesosok orang yang kelihatannya aku kenal sedang menjajakan jagung di pasar itu. Dan dia adalah Seno,sahabat yang mulai berhianat kepadaku.Dia menyapa aku akan tetapi saking marahnya aku kepadanya, aku mengabaikan sapaan itu sambil meninggalkan tempat itu
Malam itu, kira kira sudah jam 12 malam, aku mendengar ketukan dari pintu depan. Dari balik jendela,aku melihat Seno dengan baju yang lusuh dan aku melihat ada luka di bagian kepalanya sambil  kelihatannya memegang sesuatu . Tetapi, karena kekesalanku kepadanya, aku tak membukakan pintu. Beberapa menit kemudian, tak terdengar lagi ketukan di pintu depan yang artinya Seno sudah pulang .
Esok harinya ketika aku membuka lokerku, aku melihat sepucuk surat undangan pesta yang tak kuketahui siapa pengirimnya.undangan itu adalah undangan ke  suatu pesta yang akan diadakan di kafe Ewr malam ini . Kebetulan malam ini,aku tak punya kegiatan jadi aku akan sempatkan ke acara itu.
Tiba di tempat itu, aku melihat tak satupun cahaya menerangi tempat itu padahal pintu masuknya terbuka. Aku pun memberanikan masuk ke café itu dengan menggunakan cahaya dari ponselku. Dan tiba tiba ,lampu menyala dan aku melihat puluhan orang ada di tempat itu . Aku melihat spanduk bertuliskan Selamat ulang tahun  Ryan. Aku baru teringat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. Dari puluhan orang itu aku melihat Maya,seorang wanita yang selama ini menjadi incaranku. Aku terheran heran, bukannya wanita itu belakangan ini sering bersama Seno tapi kok dia bisa datang ke acaraku. Aku melihat tak ada Seno Yang menemaninya .Maya pun mendekat kepadaku. Kegugupan melandaku tapi aku pura pura biasa saja.Dia pun mengajakku duduk di salah satu sudut kafe itu. Akupun mulai bertanya alasan dia datang ke acaraku tanpa kehadiran Seno. Maya pun mulai bercerita bahwa sebenarnya Seno belakangan ini mendekatinya karena Seno menceritakan bahwa seorang sahabatnya mengaguminya dan itu adalah saya sendiri. Aku terkejut mendengar ucapan Maya akan hal itu.Aku merasa bersalah berburuk sangka kepada Seno.
Tiba tiba Maya menyerahkan amplop bewarna coklat yang tak ku ketahui isinya. Aku bertanya ke Maya isi amplop itu,tetapi maya menyuruh agar aku membuka sendiri dan membacanya. Betapa terkejutnya aku ketika melihat isi amplop itu yang isinya surat permohonan beasiswa atas namaku diterima oleh pihak kampus. Aku terheran heran mengapa bisa beasiswa ku diterima. Maya pun mulai bercerita bahwa Senolah yang selama ini mengurusnya. Tanpa sepengetahuanku,Seno memungut berkas beasiswa yang aku buang dan mengurususnya diam diam . Maya pun menambahkan bahwa tadi tengah malam Seno datang ke rumahku untuk memberi ucapan selamat ulang tahun dan akan memberikan surat ini sebagai  hadiah ulang tahunmu.Akan tetapi aku tak membukakan pintu . Maya pun menambahkan bahwa  sebenarnya tengah malam kemarin,butuh perjuangan penuh hingga Seno tiba di rumahku. Dalam perjalanan menuju rumahku, Seno dihadang oleh preman preman yang menyangka Seno membawa uang dalam amplop yang dia pegang.Aku memang mengakui bahwa  banyak preman yang kelayapan jika waktu sudah tengah malam. Perkelahian pun terjadi Karena Seno tak ingin memberi amplop itu ke preman itu. Dan atas pertolongan warga sekitar, preman preman itu berlarian meninggalkan Seno. Warga menyarankan agar Seno pulang saja , tetapi demi sahabatnya dengan penuh perjuangan dia berjalan menuju ke rumahku. Pantas saja ketika aku melihat dari balik jendela ketika dia mengetuk pintu, ada luka di bagian kepalanya dan baju yang kelihatannya lusuh. Dari penuturan Maya, aku merasa bersalah kepada Seno
Akupun berusaha mengontak Seno melalui ponselnya. Akan tetapi ponselnya sulit dihubungi. Maya pun menambahkan bahwa sebenarnya acara yang diselenggarakan di kafe EWR atas kerja keras yang dilakukan Seno. Dia rela berjualan di pasar tradisional dengan menjual hasil jagung dari kebun pamannya dan dia juga telah mengadaikan ponselnya untuk menambah kekurangan biaya dari acara ini. Aku pun merasa bersalah ketika aku bertemu dengan Seno di pasar tradisional saat itu. Dia menyapaku tapi aku tak menyapanya. Padahal rupanya dia berjualan demi membiayai acara ulang tahunku ini. Sungguh keterlaluan tingkah lakuku kepadanya.
Akupun bergegas ingin meninggalkan kafe itu untuk menemui Seno ke rumahnya untuk menyampaikan permohonan maafku. Akan tetapi langkahku ditahan oleh Maya. Dia berkata bahwa percuma aku menyusul ke rumahnya sebab sore tadi dia sudah berangkat ke Malaysia untuk menjadi TKI  demi untuk membiayai kehidupan ekonomi keluarganya sepeninggal bapaknya 3 hari yang lalu. Saat itu aku sangat merasa bersalah telah berburuk sangka kepadanya dan sebagai seorang sahabat seharusnya aku seharusnya tahu dan  menemaninya saat dia dalam kondisi bersedih ketika ayahnya meninggal 3 hari lalu. Sungguh keterlaluan, aku bukan sahabat yang patut dijadikan sahabat.
Saat ini, bagiku acara ini adalah kado terindah ulang tahun yang pernah aku dapat sekaligus sebagai kado perpisahan termanis  dari sahabat terbaikku . Aku hendak mengucapkan secara langsung ucapan  terima kasih kepada Seno .
*TERIMA KASIH SAHABAT*
                                                                                                Karya: Heriyanto Rantelino
Please write your comments