Mari Berkicau di Twitter.. - Nebula Toraja

Mari Berkicau di Twitter..

Mari Berkicau di Twitter..

Awalnya saya tidak suka ber-Twitter-an. Walaupun telah membuat akun sejak 2009. Namun saya belum menemukan hal yang menarik dari Twitter sebelumnya.  Hal itu berbeda sekitar 2 minggu terakhir. Momentumnya saat revolusi Tunisia dan Mesir meletus dan ada sebuah artikel Budiarto Shambazzy di kompas beberapa minggu yang lalu yang sangat menggugah tepatnya bikin penasaran. Konklusinya bahwa revolusi itu dipicu oleh protes yang sebagian besar diorganisir dan diseminasikan  melalui media jejaring sosial. Twitter dianggap yang  paling populer. Media ini dianggap lebih efektif menyebarkan informasi karena jauh lebih cepat dan lebih interaktif. Selain itu tak ada batasan kawan atau follower dalam istilah Twitter.

Mengapa saya akhirnya mulai menyukai Twitter ? Selain cerita tentang  soal artikel revolusi diatas, sebetulnya ada hal yang sepele lainnya, karena UberTwitter di”banned”.  Tiba-tiba timeline penuh dengan kicauan kehilangan dan juga ucapan belasungkawa dari mereka yang harus menggunakan aplikasi Twitter for Blackberry, saat itu saya masih menggunakan aplikasi Twitter for Blackberry. Saya sangat penasaran saja dengan applikasi itu, apanya sih yang menarik. Jadi ketika ada UberSocial sebagi pengganti UberTwitter, saya pun mencobanya. Ternyata memang menarik,  terutama dengan “theme” warna biru. Saya suka warna birunya. Mungkin alasan terbesar saya karena “theme” warna biru itu.

Namun bukan cuma tampilan dan fasilitas dari UberSocial yang membuat saya  belajar mendalami dunia per-Twitteran. Twitter memang lama kelamaan menarik. Kebetulan saya suka membaca sastra dan disana ada  banyak  penulis dan penyair besar di negeri ini. Sebagian besar dari mereka telah saya “follow’ seperti Gunawan Mohammad, Sitok Srengenge, K. H. Mustofa Bisri, Ayu Utami,  Aan Mansyur, Sutarji Calzoum Bachrie dan lainnya. Tinggal nunggu Seno Gumira  juga punya akun twitter dan mulai berkicau, dan saya akan langsung menjadi followernya. Ya menikmati kicauan mereka sekaligus belajar mematut-matut kata seperti mereka. Tak jarang mereka berkicau tentang puisi atau essay yang ditulis dalam format yang sangat ringkas.  Favorit saya adalah Gunawan mohammad (@gm_gm), Sitok Srengenge (@1Srengenge) dan Aan masyur (@aan mansyur)  penyair makassar yang begitu aktif berkicau. Ada juga yang unik  misalnya dari akun@fiksimini misalnya, bagaimana karya fiksi dituliskan dalam 140 kata, lucu dan menggemaskan.

Selain para sastrawan ada juga akademisi dan pemikir, seperti Komaruddin Hidayat, Anies Baswedan terkadang mereka melalui Twitter memberikan kuliah tentang suatu topik. Istilahnya “kultwit”, menarik mengikutinya. Bahasanya kritis dan “to the point” karena memang  di Twitter setiap orang harus  belajar menngunakan kata-kata secara efektif. Temanya adalah topik-topik yang aktual terjadi di negeri ini. Saya berusaha menghindari menjadi follower dari politisi, mereka  bicara langsung saja susah dipercaya apalagi lewat kata-kata yang ditulis begitu pendek. Hehehe

Dan untuk kita para mahasiswa kedokteran atau dokter, Twitter nampaknya juga bisa menjadi  media interaksi yang cukup bermanfaat untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.  Sebagai sebuah contoh ada akun@blogdokter yang sudah mempunyai begitu banyak follower.  Ia  secara reguler berkicau tentang sebuah topik kedokteran dengan bahasa yang bahkan mereka yang awam pun bisah dengan gampang mengerti. Ada juga seorang senior, seorang dokter internist di Sorong yang kebetulan tifosi berat Inter Milan  (akunnya @herninter_na),  disela-sela kicauannya tentang tim Nerazzuri juga masih menyempatkan berkicau tentang suatu topik penyakit secara serial.  Menarik karena dibawakan dengan bahasa mudah dan lugas. Mudah-mudahan Inter bisa lolos ke babak Champion berikutnya agar guru kita ini minimal tetap semangat berkicau.

Tentang berita nampaknya selain berita-berita dari media mainstream yang hampir seluruhnya telah mempunyai akun Twitter yang memberikan link atas suatu berita ke situs si media. Selain itu,  Twitter juga memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mewartakan apa yang dilihatnya secara langsung, tidak hanya dengan kata-kata namun juga dengan foto dan video. Kicauan lewat Twitter pun bisa dikoneksikan langsung ke akun Facebook sang pengguna. Contoh yang paling dekat saat terjadi kerusuhan di Temanggung, kita bisa dengan mudah mengikuti beritanya lewat kicauan dari seorang tweeps yang kebetulan berada disana.  Lebih cepat dan kadang-kadang  lebih jujur. Ada alternatif sumber berita lain  dan yang paling penting, kita bisa langsung mengklarifikasi dan memverifikasi sebuah berita jika kita ragu.

Akhirnya, saya mengucapkan selamat kepada diri saya yang telah mulai belajar dan familiar menggunakan Twitter. Lewat medium ini, minimal saya bisa tetap menulis-nulis yang kata salah seorang penulis besar @clara_ng, adalah salah satu cara untuk membuat orang tetap waras. Bagi saya tentunya selain di kompasiana dan FB ini. Dan Twitteran untuk para pengguna smartphone seperti BB, Iphone, HP android dan lainnya jauh lebih menarik. Sekadar promosi akun saya @joko98.  Hehehe. Mari berkawan dan saling berbagi lewat Twitter
BY:https://www.facebook.com/note.php?note_id=10150102836469141
Please write your comments