Cerita dari Mak Lia 3: Minum teh ala kak Hatta - Nebula Toraja

Cerita dari Mak Lia 3: Minum teh ala kak Hatta

Cerita dari Mak Lia 3: Minum teh ala kak Hatta

Nampaknya saya harus minta maaf karena sejak kemarin saya terus mencalla-calla kak Ardi, Cellink dan Halik. Mudah-mudahan ndak dianggap fitnah. Tapi fitnah kan berarti menyampaikan sesuatu yang tidak benar. Jika benar ?. Mudah-mudahan saya dianggap berjasa menuliskan sepotong biografi mereka yang luar biasa itu. Hehehehe.

Terkait dengan ledek-meledek atau calla-mencalla dalam bahasa lokal, saya teringat kak Hatta. Muhammad Hatta "Marzose", '94 dengan filosofi minum teh ala Jepangnya. Saya kira semua hampir kenal kak Hatta kan ? Masih sering berkunjung ke fakultas, nongkrong di mak Lia atau di TBM. Beberapa kali bicara didepan mahasiswa. Lama menjadi konsultan TB dalam penjara untuk organisasi nir laba Belanda. Sekarang bekerja sebagai PNS di Pangkep. Dan mudah-mudahan jadi berangkat ke Amerika.

Pernah lihat upacara minum teh Jepang. Saya lupa namanya. Nah coba perhatikan, mereka tidak pernah minum teh langsung...slurp...slurp...kayak kita. Ada ritual yang harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memutar permukaan cangkir diatas tatakannya sebelum digunakan. Menurut kak Hatta, laku itu bertujuan untuk menghilangkan sisi tajam pada cangkir agar tidak melukai orang saat minum teh. Dan sekaligus sebagai refleksi untuk juga menghilangkan sisi-sisi tajam yang ada dalam diri manusia agar tidak melukai orang lain.

Nah dalam kehidupan nyata bercanda adalah salah satu cara untuk menghilangkan sisi-sisi tajam itu katanya. Bercanda membuat orang minimal bisa menertawakan dirinya. Meruntuhkan ego yang membuat seseorang tidak sepenuhnya bisa menerima yang lain. Tidak membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. jadi untuk mengukur apakah anda sudah akrab dengan seseorang, lihat saja apa orang itu sudah pernah mencallai anda atau belum. Jika belum pernah berarti anda belum akrab.

Tapi tentunya dalam batas wajar dan normal. Dan candaannya pun harus cerdas. jangan sesuatu yang sangat-sangat memalukan. Jangan bercanda pada orang yang sedang marah atau moodnya lagi rusak karena datang bulan atau habis ditembak jaga. Mudah-mudahan kak Ardi, Cellink dan Halik saat ini tidak sedang datang bulan ya. Hehehehe.

Artinya kita harus bersiap diledek. Seperti misalnya adek-adek kayak Tasrif, Halik, Uci dan lainnya pernah meplesetkan nama saya. Katanya Joko itu singkatan dari "Jomblo Kronik". Hehehe. Sialan. Tapi itu dulu saat jadi mahasiswa. Setidaknya gelar itu akhirnya runtuh. 

Dan untuk adek-adek yang sering saya sebut namanya dalam coretan-coretan saya, minta maaf sebelumnya. Tak banyak yang bisa dilakukan di Sumba selain bercanda dengan nyamuk dan parasit malaria. Makanya saya menulis-nulis tentang kalian. Anggap saja ini karena saya merindukan kalian sebagai sekumpulan adek yang aneh.
BY:
https://www.facebook.com/note.php?note_id=382609009140
Please write your comments