MASA PUTIH ABU-ABU - Nebula Toraja

MASA PUTIH ABU-ABU

MASA PUTIH ABU-ABU

Jika suatu ketika ada seorang yang bertanya kepadamu tentang salah satu fase kehidupan yang paling manis dalam hidupmu, kira-kira kau akan memberi jawaban apa? Maksudnya mungkin sebuah saat dimana hidup seolah seperti musim semi yang tak hendak usai. Saat itu setiap orang tak perlu menjalani hidup dengan kening berkerut-kerut. Tak perlu berisau-risau tentang soal-soal berat seperti orang dewasa. Hidup dilalui seperti semacam parade dan karnaval. Penuh keriangan dan juga sedikit keras kepala. Jika saya yang ditanya, mungkin saya akan menjawabnya “saat –saat SMA”.

Tak perduli anda ber-SMA entah dimana, dikota, di kampung yang udik sekalipun. Kenang-kenangan akan waktu yang tak panjang itu seolah tak akan pernah hilang. Saya masih ingat ketika pertama kali saya mengenakan seragam putih abu-abu, setelah sekian lama memakai celana pendek mulai dari yang merah hati sampai biru tua, dan hari itu, saya seolah “dibaptis” menjadi seorang yang bukan lagi kanak-kanak.

Sejak saat itu saya dan mungkin lainnya merasakan gairah keremajaan yang menggelegak . Banyak pengalaman hidup sebagai manusia yang pertama dilewati disini. “Jatuh Cinta” mungkin bagian yang paling penting bagi beberapa orang . Saya masih ingat beberapa kawan sekelas yang lucu terkait dengan hal ini. Ada yang bernama Ardi, Semart, Johny, Semuel dan lainnya. Hehehehe. Mereka kepincut dengan seorang adek yang mereka cuma melihatnya sekilas dari kaca jendela kelas. Setelahnya mungkin dunia langsung berubah warna menjadi pink. Mereka tak pernah berhenti bercerita tentang pujaan hatinya itu dengan takjub. Selalu mencuri-curi pandang saat upacara bendera. Pantesan saja setiap hari senin mereka selalu berebut ingin berdiri dibarisan depan. 

Topik tentang si adek yang manis pun akhirnya lebih banyak dibahas saat belajar kelompok. Atau menjadi alasan mereka yang tidak suka olahraga, tiba-tiba jadi seperti pemain NBA , melompat-lompat dengan dahsyat di bawah ring basket hanya karena kebetulan lapangan itu bersebelahan dengan laboratorium kimia. Ia sungguh ingin menarik perhatian seorang praktikan manis dibawah sana. Puncaknya dengan menemani mereka bertandang ke rumah pujaan hati itu, walaupun selalu berhenti di depan pagar rumah saat melihat sang bapak di beranda sedang minum kopi. Hehehe

Banyak cerita manis yang terlalu panjang untuk diurai. Dan di tempat ini juga lah kita menyusun mimpi-mimpi kita tentang dunia dengan berani. Belajar tidak hanya pengetahuan, tapi juga pencarian identitas diri sebagai manusia. Berada di sebuah tempat yang jauh, di sudut kota Makale yang agak terpencil, ternyata tidak menyurutkan mimpi kita untuk menaklukkan dunia. Berkelana sampai kebatas terjauh dari hidup yang bisa kita jangkau dan saya kira telah banyak kawan-kawan yang telah sampai kesana sekarang dan beberapa diantaranya belum ingin berhenti.

Saya penasaran ingin melihat tampang-tampang yang dulu begitu polos dan lugu itu. Seperti apa rupa sekarang setelah mungkin lebih 10 tahun tak bersua. Kebetulan seorang kawan saya, Ardi, sekarang bekerja di Pajak mengirim undangan kumpul-kumpul . Penasaran dan rindu dan hadir bersamaan ingin berjumpa dengan mereka. Saya membayangkan beberapa orang mungkin akan datang dengan suami dan istri juga putra-putri mereka tercinta. Beberapa lainnya seperti Ardi dan Zursyadi akan datang sebagi bujangan yang belum-belum juga laku. Mudah-mudahan kumpul-kumpul ini bisa juga menyelesaikan masalah mereka.

Mungkin seandainya saya datang, saya akan meminta maaf kepada kawan-kawan yang dulu saya sering kerjai, meminta maaf kepada guru bahasa inggris dan PPKN dikelas II yang jarang saya masuki kelasnya namun tetap saja memberikan nilai yang sangat baik. Hehehe. Dari sumba, sekiranya saya tidak bisa datang mudah-mudahan coret-coretan ini bisa menjadi wakil. Salama' lako mintu' siulu', sangmane sia sangbaineku, see you in Toraja.
BY:
https://www.facebook.com/note.php?note_id=415205844140
Please write your comments