Cerita dari Mak lia 1: Tentang kak Ardi, Cellink dan Halik. - Nebula Toraja

Cerita dari Mak lia 1: Tentang kak Ardi, Cellink dan Halik.

Cerita dari Mak lia 1: Tentang kak Ardi, Cellink dan Halik.

Sejarah kemahasiswaan yang saya ingat katanya adalah dunia gabungan antara "pesta, buku dan cinta". Dia adalah salah satu masa yang mungkin paling berkesan dalam hidup seseorang, termasuk mahasiswa kedokteran. Bicara tentang ungkapan diatas, saya kadang-kadang berpikir jangan-jangan aktivis mahasiswa kedokteran sebagian besar dikutuk untuk kata ketiga. Terutama jika saya datang di mak lia, berjumpa dengan Silong, Arif Cappo, Dani, Ukki, Ardi, Halik kadang-kadang ada juga Cellink. Ada yang bahagia namun ada juga yang merana. Saya mungkin berada dibarisan kak Cellink dan Ardi untuk kata ketiga diatas pada saat jadi mahasiswa dulu. Dulu tapi, sekarang kan sudah terbukti ketampanannya. Setidaknya telah ada seorang perempuan yang telah memberikan pengakuan.

Mungkin saya terlalu menggeneralkan bahwa kebanyakan aktivis kedokteran tidak laku atau kalau pun ada yang laku, jangan-jangan itu karena kecelakaan saja. Masih ingatkan cerita tentang seorang mahasiswi yang injak kodok itu. Tapi pendapat saya dibantah keras oleh dr. Alfian Zainuddin mungkin juga Arif Cappo, katanya statemen itu tidak benar. Buktinya saya katanya, setiap generasi selalu berjaya. Hehehehe. Untungnya kak Alfian sudah jadi dosen jadi para yunior yang tak laku-laku itu bisa punya mentor yang hebat.

Kenapa ya? Padahal kan kita di kedokteran seperti ayam yang hidup di lumbung padi. Sudah hidup di zona champion. Kalau untuk ini kak Silong, Arif dan Dani atau kak Alfian mungkin bisa sedikit memberikan pencerahan. Namun setidaknya ada beberapa hal yang perlu dihindari (Ini teringat baksos kader di Wajo dulu, angkatan berapa ya..?. jadi ingat Ardi dan Irga yang sudah hampir latto' namun batal karena terus diganggui). Pertama, jangan mendekati adek mahasiswi kedokteran dengan mengajarinya bikin imel. Lebih jago mereka pak. Apalagi mau ngajar komputer segala. Kedua, jangan mendekati mahasiswi kedokteran dengan membawakannya buku tentang sejarah pergerakan mahasiswa. Atau berbincang tentang kasus century, bahwa negara besok sudah hampir bubar dan segala macamnya. Zaman sudah berubah pak.Hehehehe.

Namun akhirnya saya harus mengakui bahwa setiap generasi mungkin punya warna dan orang-orang yang memang ditakdirkan untuk dicalla-callai. Tak banyak yang seperti mereka. Hehehehe.Saya kagum dengan kesetiaan kak Ardi, Halik dan Cellink hingga akhir. Mudah-mudahan mereka segera diberikan petunjuk. Salam dari Sumba. 

(Maaf sebelumnya jika ada yang salah....tapi jika ada yang salah kembali lagi ke peraturan no 1... hehehehe)
BY:
https://www.facebook.com/note.php?note_id=382371809140
Please write your comments