Sejarah Lagu Natal - Nebula Toraja

Sejarah Lagu Natal

Sejarah Lagu Natal

Natal semakin mendekat, dan lagu-lagu bernuansa Natal sudah bergema dimana-mana. Tetapi tahukah Anda bagaimana sejarah di balik lagu-lagu natal tersebut?
Berikut di antaranya.


Malam Kudus (Silent Night)

Ini adalah lagu natal sejati yang diciptakan oleh Joseph Mohr (lirik)
dan Franz Xaver Gruber (melodi),
dua orang pekerja sebuah gereja di Austria.
185 tahun yang lalu, lagu ini dikumandangkan pertama kali di gereja mereka
dalam sebuah perayaan malam Natal.
Petikan gitar (organ gereja saat itu sedang rusak) mengiringi Bapak Joseph dan Franz
plus paduan suaranya bernyanyi dengan bahasa mereka
"Stille Nacht! Heilige Nacht",
tanpa pernah berpikir bahwa lagu itu akan menjadi "lagu wajib"
di setiap gereja di seluruh dunia saat Natal .

Karl Mauracher, seorang 'tukang' reperasi organ datang ke gereja itu dan
membawa pulang catatan lagu itu bersamanya.
Karl kemudian membawa catatan itu keluar dari negara Austria dan
entah bagaimana bisa sampai ke tangan orang-orang lain dari berbagai profesi
dan dari berbagai negara.
Lagu itu kemudian terkenal dimana-mana.
Keindahan nada dan kata-katanya telah 'menyentuh' orang
tanpa halangan budaya atau bahasa, hingga kini.


Kesukaan Bagi Dunia (Joy to the World)

Lirik lagu ini diambil langsung dari Alkitab, tepatnya Mazmur 98,
oleh seorang Inggris bernama Issac Watts tahun 1719.
Seratus tahun kemudian, pencipta lagu berkebangsaan Amerika,
Lowell Mason, menciptakan nada untuk lagu itu.
Jadilah lagu "Joy to the World" sebagai salah satu hymne Natal yang indah.


White Christmas

ASCAP (The American Society of Composers, Authors and Publishers)
menetapkan lagu ini sebagai lagu Natal yang paling sering dinyanyikan
dalam kaset rekaman sepanjang sejarah,
dengan lebih dari 500 versi dalam 25 bahasa.
Lagu ini dinyanyikan oleh Bing Crosby pertama kali tahun 1942 dalam sebuah acara musikal.
Irving Berlin si pencipta lagu itu sebenarnya kurang pd dengan lagunya.
Tetapi selera pasar berkata lain.
Para pendengar yang saat itu berada di tengah-tengah Perang Dunia II,
menyukai liriknya yang dirasakan sanggup menghibur mereka
yang sedang menghadapi perang pada saat Natal.
Sekarang, lagu White Christmas menjadi favorit banyak orang.


Gita Surga Bergema (Hark, The Herald Angels Sing)

Charles Wesley (adik dari John Wesley pendiri Gereje Methodist),
menciptakan lirik lagu sebanyak lebih dari 3000 buah
termasuk lagu "Hark, the Herald Angels Sing" ini.
Sedangkan melodinya diciptakan oleh seorang pemusik bernama Felix Mendelssohn.
Lagu Natal yang dikenal dengan irama cepat ini,
seharusnya dinyanyikan secara lambat dan khidmat,
seperti keinginan para penciptanya.
Keinginan itu memang tidak 'dikabulkan' oleh William Cummings pemublikasi lagu tersebut tahun 1955.
Felix dan Charles tidak bisa protes lebih lanjut karena ketika lagu mereka dipublikasikan,
mereka berdua sudah keburu dipanggil Tuhan.



Jingle Bells

Lagu ini memiliki cerita yang menarik. Tahu mengapa?
Karena lagu ini sama sekali bukan lagu Natal.
Tahun 1859, James Pierpont menciptakannya sebagai lagu 'kebangsaan'
pertandingan kebut-kebutan antar kereta luncur (sleigh ride).
Perlombaan itu hanya diadakan saat musim dingin tiba,
karena salju adalah media utama bagi kereta luncur.
Pierpont yang adalah seorang penggemar kuda dan adu cepat pada masa itu,
merasa perlu menciptakan sebuah lagu riang untuk dinyanyikan saat pertandingan.

Arti lirik refrain lagu itu kurang lebih demikian,
"Bel berbunyi sepanjang jalan,
sangatlah menyenangkan naik diatas kereta luncur
yang dibawa oleh seekor kuda".
Entah apa yang menyebabkan lagu Jingle Bells
akhirnya diasumsikan sebagai lagu Natal .



Dari beragam keunikan lagu-lagu Natal,
intinya hanyalah satu, yaitu untuk membawa suasana kehangatan Natal itu sendiri
dalam setiap hati orang yang menyanyikan dan mendengarkannya.


*source: akupercaya.com*
Please write your comments